Langsung ke konten utama

Postingan

LUKA TERDALAM

  Memulai merupakan hal yang sulit. Memulai tulisan baru, memulai hal-hal baru, dan memulai rasa yang baru. Namun ada yang lebih sulit selain memulai, yaitu mempertahankan. Mempertahankan peringkat, mempertahankan prestasi, dan mempertahankan rasa. Naomi bertanya-tanya apakah ini Tindakan yang tepat? Tetap menunggu dan bertahan? Dia sadar, tidak mungkin rasanya untuk memulai. Tetap bertahan mungkin hal yang tepat. Memendam rasa dengan sabar, tapi tanpa Naomi sadari, ia hanya sedang mempersipakan patah hatinya yang terdalam. Senja bercampur dengan gerimis, Naomi sedang menulis sebuah kisah, kisah yang mungkin hanya sekedar hiburan baginya. Kisah utopis, tentang seorang insan yang menunggu hadirnya cinta dalam kehidupan. Namun, Naomi terhenti sejenak, tidak mampu melanjutkan kisah tersebut. Naomi termenung memandangi rintikan gerimis yang berjatuhan halus, melihat dengan pertanyaan, bagaimana mungkin gerimis terus berjatuhan terus menerus, apakah jatuh sangat mengembirakan baginya, ata
Postingan terbaru

BAGAIMANA MUNGKIN

Hari ini langit menumpahkan segala kerinduan yang telah lama terpendam. Setiap bulir air yang jatuh menyampaikan setiap kerinduan umat manusia. “langit tolong sampaikan, aku rindu” lirih nya pelan di teras rumahnya. Langit yang luas pun tidak mampu menahan rindunya, apalagi manusia yang kecil dan lemah ini. Namun hujan tidak hanya menimbulkan kenangan. Beberapa orang bahkan berjalan dibawah hujan, alasannya agar air mat aini tersamarkan dengan air hujan yang membasahi pipi. “kenapa setiap hujan kau selalu bersembunyi?” tanya nya. Pria itu hanya terdiam. Ia hanya memandang kosong kearah jendela yang basah dengan air hujan. “andai kau tahu, kau pasti tidak akan bertanya” jawab pria itu. “kenapa?, apa kenangan semengerikan itu?” tanya nya lagi. Kali ini pria itu tertunduk tak mampu menjawab lagi. Mungkin Sebagian orang memilih tidur disaat hujan datang, namun ada lagi yang   memilih menulis, menyerapi setiap titik air yang jatuh menjadi kata-kata. Mungkin Sebagian lainnya memilih untu

WAKTU YANG SALAH

Pertemuan itu sangat singkat. Tapi hati ini seperti sudah merindukan itu. Layaknya pertemuan orang yang lama tidak berjumpa. Rasa ragu mulai muncul. Itu hanya pertemuan singkat, tapi hati ini menjerit dan menggebu. Aneh, aku tidak pernah merasakan itu sebelumnya. Apakah kau juga merasakannya? Hanya itu pertanyaan yang muncul dipikiranku. Apakah semesta mulai menampakkannya? Memunculkan rasa yang telah lama dipendamnya untuk orang itu?. Apakah ini sudah waktunya? Semesta tolong jawab pertanyaanku. Aku tidak ingin terjebak oleh rasa yang sementara. Rasa yang muncul hanya sebentar lalu hilang layaknya menggenggam pasir. Sekali lagi, terjebak pada rasa antah berantah, yang tidak tau untuk siapa, yang muncul pada pandangan pertama. Jika kau merasakan hal yang sama, tolong sampaikan padaku. Jika tidak, izinkan aku mengikhlaskan rasa ini. Ikhlas pada rasa yang belum bisa kupertanggungjawabkan. Aku tidak ingin bermain hati, karena hatimu dan hatiku bukanlah milik kita. Hati kita adalah mil

SAAT INI

Hari-hari berlalu, nafas rindu yang semakin menjadi membuat diri ini Lelah. Gemuruh langit mewakili rasa rindu yang tidak tersampaikan. Gemuruh rindu. Riuh tapi senyap. Begitu aneh rasa rindu yang tak tersampaikan. Ia bagaikan derung ombak di pantai, tapi terlihat layaknya daun yang gugur dari rantingnya. Menghitung daun yang gugur dibawah pohon, menghitung rindu yang tak tersampaikan. Denganmu rindu hanya berbisik halus tanpa berani menunjukkan wujudnya. Berbisik dengan lirih “aku rindu”. Senyuman yang tidak mungkin terlupakan. Bagaimana bisa engkau tersenyum begitu di depan ku? Sedangkan hati ini begitu lemah dengan bentuk kelembutan. Apakah aku yang salah menanggapi senyum itu? Atau engkau yang memberi “lampu hijau”? atau mungkin engkau sedang bermain hati? Menebar jala untuk terikat dengan seyum itu sampai sulit terlepas. Mungkin aku yang salah. Ia hanya tersenyum dengan bibirnya, dan aku yang tersenyum dengan hatiku. Senyum itu masih membekas terlepas dari kebenaran di balik

SEMESTA

  Heran dengan semesta, ia selalu membuat ku takjub akan hadir mu. Padahal kau bukanlah kepunyaanku tetapi semesta seakan memberi ku jalan untuk mengagumi mu. Rasa kagum yang sering salah aku artikan. Padahal dari awal memang hanya rasa kagum yang melekat, tapi lama-lama rasa kagum itu berubah. Padahal jarang bertemu. Aku sekali lagi hanya heran, kenapa bisa seperti itu? Apakah ini yang semesta inginkan? Tapi semesta tidak pernah memberi jawaban dari setiap pertanyaan ku. Ia hanya membuat sebuah momen menjadi indah saat aku berjumpa dengan dia. Kenapa harus dia? Dari sekian juta hati yang bertebaran, kenapa ia yang jatuh di pandangan. Kenapa harus dia!!??. Semesta selalu seperti ini. Membuat seseorang hadir dalam hidup kita, menjadikannya berarti, lalu entah kenapa, ia pergi tanpa permisi. Seperti ia hadir yang tanpa prediksi. Aku bingung sejadi-jadi nya. Apakah semesta ingin kita sakit. Atau semesta sedang mengajarkan. Bahwa yang terlihat indah di mata belum tentu sejiwa. “Saling”

RASA YANG HILANG

Bukannya tidak ingin memulai sebuah rasa. Tapi hati ini rasanya sudah cukup memberikan rasa ke hati lainnya. Sungguh setiap rasa yang muncul, bagiku itu hanya pertanda bahwa semuanya akan sia-sia. Ya, entah itu tidak tersampaikan, sampai dilukai,semuanya sudah pernah terjadi. Apa mungkin diri ini   yang terlalu naif dengan semua sikap itu? Atau mereka suka dengan sakit yang dirasakan diri ini? Apapun itu, aku sangat bersyukur, setidaknya aku tidak merasa di duakan. Bagaimana tidak, untuk menjadi yang pertama saja tidak pernah terjadi. Rasanya sangat aneh, mungkin semesta juga ingin memberi sedikit ilmu tentang rasa. Tentang bagaimana kau hidup untuk belajar ikhlas atas apa yang telah kau perjuangkan, meskipun perjuangan itu membuatmu berdarah. Karena ikhlas tidak mudah untuk dipelajari, tapi sangat mudah untuk mengalaminya. Seperti itulah yang semesta inginkan. Membuatmu kuat dengan rasa yang hadir, walaupun semesta tahu akhirnya hanya luka yag kau dapat. Tidak mengapa. Justru

YANG TERBAIK

Pria itu sangat berbahagia hari ini. Kenapa tidak? Wanita yang di cintainya telah menerima cintanya. Momen-momen yang selama ini berada dalam imajinasinya telah nyata dihadapannya. Bagaimana selanjutnya? Hari-hari selanjutnya menajdi berwarna. Berwarna? Ya………… mereka berdua sangat Bahagia. Menghabiskan waktu berdua, selalu Bersama, chattingan dan video call pun tidak pernah absen. Ya……..momen itu, momennya mereka. Hari-hari berlalu terhadap pasangan ini. Bagaimana hubungan keduanya? Tentu mereka semakin lengket. Tampak kompak dan harmonisnya menghiasi 7 hari dalam seminggu. Bahkan langit pun cemburu dengan keduanya. Bagaimana mungkin langit cemburu? Tentu bisa, buktinya hujan terus hadir. Entah itu cemburu atau Bahagia, yang pasti air selalu menumpahkan air matanya. Bagaimana dengan malam? Malam tidak perduli. Karena malam selalu hening. Entah itu tidak perduli atau mendukung mereka berdua, yang pasti setiap heningnya selalu menghadirkan rindu. Bagaimana mungkin ada pasangan yang